Minggu, 20 Juli 2014

Tips Saat Menolong Korban Kecelakaan


Tips Saat Menolong

Korban Kecelakaan





            Kita sebagai seorang pengendara motor, pendaki, atau sebagai apapun posisi kita tentunya kita adalah seorang manusia yg merupakan makhluk sosial, suatu saat mungkin kita akan menghadapi situasi dimana kita melihat seorang korban kecelakaan. Kebanyakan orang yg ada di lokasi hanya menjadi penonton tanpa memberi pertolongan. Hal ini sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari namun kita sebagai makhluk sosial tentu kita memiliki kewajiban untuk saling tolong-menolong, namun kadang ketika kita berniat baik untuk menolong si korban justru kita malah dianggap sebagai tersangka oleh korban maupun orang lain yg datang kemudian.
Maka dari itu ada baiknya kita memahami bagaimana langkah-langkah dalam menolong korban kecelakaan, agar kita dapat terhindar dari resiko tuduhan sebagai tersangka dan juga apa yg kita lakukan cukup efektif dalam memberi pertolongan pertama untuk korban, bukannya memperburuk keadaan korban.
berikut beberapa langkah yg dapat kita lakukan dalam memberi pertolongan pertama yg dikenal dengan SRSABC: hampir mirip dengan Tindakan Resusitasi.
1.      Safety,
perhatikan keamanan diri kita, kondisi lingkungan, maupun korban terlebih dulu sebelum kita memberi pertolongan. jangan sampai kita berniat menolong tapi justru kita ikut terluka/membahayakan diri kita. perkenalkan juga diri kita n maksud kita pada orang lain yg ada di tkp sebelum memberi pertolongan, untuk menghindari kemungkinan kita dituduh sebagai tersangka.
2.      Response,
coba sapa korban, jika tak menjawab goyang bahunya untuk melihat respon korban apakah sadar/pingsan.
3.      Shout for help,
hubungi/minta pada seseorang yg ada di lokasi untuk menghubungi bantuan, seperti polisi/ambulance (118)
4.      Airways,
cek jalur udara (nafas) korban, jika sadar dan suara baik berarti aman. namun bila tidak sadar cek apakah ada yg menyumbat/tidak di mulut. jika ada keluarkan dengan cepat namun hati-hati.
5.      Breathing,
cek pernapasan korban dengan melihat(dada/perut kembang-kempis normal tidak), mendengar(suara hembusan napas), dan merasakan(hembusan napas)
6.      Circulation/Chest compression,
tekan dada korban dengan dua tangan saling tindih dengan kedalaman tekanan 4-5 cm dan irama yg teratur sebanyak 30x, kemudian berikan napas buatan melalui mulut ke mulut 2x sambil melihat perkembangan dada korban. ulangi terus hingga korban menyuruh berhenti/bantuan telah tiba dan mengambil alih.
 Hal yang harus diingat dalam memeberikan pertolongan pertama yakni jangan memberi minum korban jika belum sadar. jika korban telah dalam keadaan sadar, cek apakah ada luka luar seperti pendarahan maupun luka dalam seperti patah tulang yg mengakibatkan perubahan bentuk bagian tubuh.
Tindakan lain yang biasa dilakukan oleh tim medis yakni tindakan Resusitasi, Cara melakukan resusitasi :
  1. Letak dan sikap kedua tangan: di tulang dada bagian sepertiga bawah dengan jari mengarah ke kiri.
  2.  Jari tidak boleh menekan dada
  3. Tempat dan sikap penolong: Lengan tegak lurus dengan sendi siku tetap dalam ekstensi (kepala terdongak).
  4. Perlu diperhatikan kempaan dada tidak mungkin, jika alas baring tidak keras.
  5. Bila penderita tetap tidak bernafas dan tidak ada denyut nadi di leher, lakukan gabungan antara Breathing dan Circulation/Chest compression,
Gabungan Breathing dan Circulation/Chest compression : Gabungan antara B dan C dinamakan juga resusitasi jantung paru.
Jika ada dua penyelamat buka jalan napas. Napas buatan dilakukan oleh penyelamat pertama, sedangkan masase jantung dilakukan oleh orang kedua. Berturut-turut lakukan lima kempaan dada dan satu napas buatan dengan irama kempaan 60-807/ menit.
Jika hanya ada satu penyelamat, lakukan berturut-turut 10 kempaan dan dua napas buatan. Irama kempaan 60-80/menit dan napas buatan dalam waktu 3 detik
Setelah penderita kembali siuman, letakkan penderita dalam posisi sisi mantap seperti dalam gambar berikut ini:
a)      Tekuk siku ke arah dalam
b)      Balikan tubuh penderita ke samping, tekuk lengan penderita sebelah luar supaya posisinya tetap stabil
c)      Angkat kepala penderita ke arah belakang dengan cara memegang kening dan dagunya.
d)      Letakkan tangan penderita di bawah pipi untuk menjaga posisi ini. Usahakan posisi mulut tetap terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar