Keutamaan
Bulan Ramadhan,
Manfaatnya
menurut Para Pakar.
Telah diwajibkan kepada umat Islam untuk berpuasa sebulan
penuh pada bulan Ramadhan. Bulan kesembilan pada penanggalan Hijriah ini
memiliki banyak keutaaman bagi umat Islam, bahkan beberapa menyebutnya bulan
seribu bulan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan
ini pula Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana telah disebutkan dalam al-qur’an
yang artinya “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
(QS. Al Baqarah [2] : 185).
Banyak terkandung di dalamnya sebuah keutamaan dibanding
bulan-bulan lainya, karena itu bulan ramadhan menurut para ulama (orang pintar
agama) Khusus pada bulan Ramadhan ini, amal kebaikan umat Islam akan dibalas
dengan berkah pahala yang berlipat ganda, bahkan bila kita menjalani puasa
dengan sempurna, ketika hari lebaran datang, kita akan bersih dari dosa seperti
bayi yang baru lahir kembali. Maka kita sebagai umat muslim sudah seharusnya
tidak melewatkan bulan Ramadhan dengan kegiatan yang sia-sia, agar lebih
termotivasi menjalani bulan puasa dan lebih memahami makna bulan ramadhan itu
sendiri, mari kita ketahui bersama apa saja keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan,
bulan penuh berkah.
Sedangkan menurut para dokter atau ilmuan mengenai bulan
puasa ini, berbeda pendapat namun semuanya mengakui bahwa puasa sangat
bermanfaat bagi kesehatan maupun ketenangan batin bagi yang melakukannya.
Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa diantaranya
secara ringkas dibawah ini:
1.
Allan
Cott, M.D.,
Seorang ahli
dari Amerika, telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan
berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku Why Fast membeberkan
berbagai hikmah puasa, antara lain: a. To feel better physically and mentally
(merasa lebih baik secara fisik dan mental). b. To look and feel younger
(melihat dan merasa lebih muda). c. To clean out the body (membersihkan badan)
d. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan
kadar lemak. e. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks). f. To
let the body health itself (membuat badan sehat dengan sendirinya). g. To
relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa). h. To sharp the senses
(menajamkan fungsi indrawi). i. To gain control of oneself (memperoleh
kemampuan mengendalikan diri sendiri). j. To slow the aging process
(memperlambat proses penuaan).
2.
Dr.
Yuri Nikolayev
Direktur
bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa yang
mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan
(ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan: what do you think is the most
important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my
opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself younger
phisically, mentally and spiritually through rational fasting. (Menurut
pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom
exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan
seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual,
melalui puasa yang rasional).
3.
Alvenia
M. FultonDirektur
Lembaga
Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara
terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa
menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi
kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh (fasting is the ladies best
beautifier, it brings grace charm and poice, it normalizes female functions and
reshapes the body contour).
4.
Riyad
Albiby and Ahmed Elkadi
Mengatakan
Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai
penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel
limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa.
5.
Sulimami
Mengatakan
bahwa untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan
berbahaya, malah memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552)
6.
Jalal
Saour
Berpendapat
bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja
jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius
panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990)
7.
Muzam
MG, Ali M.N dan Husain
Berpendapat
bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung.
Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap
efek puasa ramadhan terhadap asam lambung
8.
Elson
M. Haas M.D.
Direktur
Medical Centre of Marin (sejak 1984) mengatakan dalam puasa (cleansing dan
detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building(
toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing link”
dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu
banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula.
Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih
seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi,
peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi,
mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan
kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih
terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam
pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis,
diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung,
sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.
9.
Dr
Sabah al-Baqir dan kawan-kawan
Mengatakan
bahwa Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim dari
Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi terhadap hormon
prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa
sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level
kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan
bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan tekanan mental
maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan
waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi
pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul
21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun
sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai
puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan
tidak ada perubahan berarti.
10.
Dr
Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi
Bersama
rekannya di Amerika melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan
yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh
positif puasa yang cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator
fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat,
walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun
prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan
melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.
11.
Dr
Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan
Tahun 1990
dari RS Universitas King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap
pengaruh puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang
tidak tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan
yang signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit
diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja
bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan
serta obat-obatan.
12.
Dr.
Muhammad Munib Dan kawan-kawan
dari Turki
juga melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel
darah mereka diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan
analisis dan pengukuran terhadap kandungan protein, total lemak (total lipid),
lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah,
tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain
bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang
yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak
terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab
sebelum puasa ramadhan, kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan
zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan
keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan
lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat
Itulah bukti
bahwa puasa banyak terdapat keuntungan bagi yang melakukannya, penelitian ini
dilakukan untuk menanggapi sebagian orang yang menganggap bahwa puasa akan
menyebabkan kita lemas dan identik dengan bermales-malesan alasannya tidak ada
tenaga akibat kurang cairan jika di siang hari.
Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai
pengobatan yang terbaik seperti kata Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati
sakit fisik dan mental. Philippus Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the
greatest remedy the physician within!”.
Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat
dalam menanggulagi penyakit, bahkan di amerika ada pusat puasa yang diberi nama
“Fasting Center International, Inc”, Director Dennis Paulson yang berdiri sudah
sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara. Yang merekomendasikan
Puasa dalam: (1) program penurunan berat badan, (2) mengeluarkan toxin tubuh,
(3) puasa dapat memperbaiki energy, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang
paling terpenting meningkatkan kualitas hidup.
Jika ditarik
kesimpulan bahwa perbedaan antara pendapat Para pakar nutrisi dunia dan para
pakar agama yakni para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan
(starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau
sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam
Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan
suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi biasa. Karna puasa ini
lebih terasa manfaatnya bagi tubuh. Baik lahir maupun Batin.(Sul/dbs).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar