Jumat, 18 Juli 2014

Puasa, Terapi semua Penyakit?


Puasa
Terapi semua Penyakit?

                Puasa dalam definisi agama Islam adalah tindakan menahan makan, minum, dan sanggama dari waktu imsak dini hari hingga waktu magrib tiba dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Puasa fardu ain (puasa wajib) dilaksanakan selama bulan Ramadhan yang berdurasi antara 29 hingga 30 hari, jenis puasa banyak sekali, puasa wajib, sunnah, dan puasa nadzar. Dampak dari puasa sering diartikan lemes dan males untuk melakukan sesuatu oleh hal layak umum, pada hal puasa sangat member manfaat lebih pada kesehatan tubuh kita, Dari aspek gizi, puasa paling tidak akan mengurangi asupan zat gizi, terutama kalori, sekitar 20-30 persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh pelakunya. Bahkan di negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi beberapa penyakit degeneratif.
Manfaat dari puasa terhadap kesehatan pada kita sanagatlah beragam, Orang yang berpuasa memiliki risiko 40-45% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner daripada orang yang tidak puasa. Hal ini karena puasa secara rutin menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik dalam darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah. Otomatis, hal ini juga akan mengurangi risiko terkena stroke. Puasa mengakibatkan tubuh menjadi stres dan kelaparan sehingga melepaskan lebih banyak kolesterol yang dijadikan sumber bahan bakar, bukan memakai glukosa seperti jika tidak sedang berpuasa. Lambat laun hal ini akan mengurangi sel-sel lemak dalam tubuh. Akan tetapi, kolesterol tersebut akan turun kembali sesudah berbuka.
 Pada konferensi di New Orleans, ada penelitian pada 30 pasien yang diminta untuk berpuasa selama 24 jam dengan air saja. Hasilnya ternyata puasa meningkatkan hormon pertumbuhan wanita sebesar 13 kali lipat dan 20 kali lipat pada pria. Hormon yang dilepaskan oleh tubuh dalam masa kelaparan itu bertujuan melindungi massa otot dan memicu tubuh untuk memulai membakar lemak.
Selain itu puasa juga bisa mencegah terkena dari penyakit berbahaya lainnya, seperti jenis penyakit jantung dan pembuluh darah yang telah menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Beberapa jenis penyakit tersebut, seperti; penyakit jantung koroner, penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi), Hipertensi Jantung (Hipertention Heart Disease), Ventrikel fibrillation, Stroke, dan banyak lagi jenis penyakit degeneratif jantung lainnya, dengan berpuasa akan melatih seseorang, untuk hidup teratur, serta mencegah kelebihan makan. Menurut penelitian, puasa dapat menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat dengan proses metabolisme tubuh. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia.
Puasa juga dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.
Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.
Manfaat puasa ternyata juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain pengurangan konsumsi kalori yang akan bermanfaat mengurangi laju metabolisme energi. Sebagai buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan pengurangan konsumsi oksigen. Bagi kesehatan, puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Dilaporkan sekitar tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan hal itu akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion superoksida (.O2-) dan hidrogen peroksida (H2O2) yang secara alamiah terjadi dalam tubuh.
Menurut Elson M. Haas, MD (Direktur Medical Centre of Marin), fungsi lain puasa secara medis adalah: (1)  mengurangi purifikasi, (2) peremajaan, (3) istirahat pada organ pencernaan, (4) antiaging, (5) mengurangi alergi, (6) mengurangi berat badan, (7) relaxasi mental dan emosi, (8) perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, dan (9) meningkatkan imunitas tubuh.
Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, asma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia. Nah, apabila kita perhatikan betapa banyak manfaat berpuasa dalam mengatasi berbagai penyakit. Sampai-sampai di luar negeri, ada yang menerapkan puasa sebagai metode penyembuhan penyakit seperti Fasting Center International, Inc (USA).
Berbagai manfaat kesehatan puasa tersebut akan dapat dirasakan jika puasa dilaksanakan secara benar dan manfatnya akan lebih bermakna lagi jika perilaku puasanya dalam bentuk hidup sederhana, tidak berlebihan, dan ikhlas. Yang dimaksud puasa yang benar adalah puasa yang memenuhi kaidah agama dan kesehatan. Hal itu antara lain tampak dalam perilaku makan dan minum pada saat buka dan sahur.
Pada saat sahur misalnya, tidak mengonsumsi makanan dan minuman berlebihan dengan alasan menabung makanan. Tindakan itu justru akan memperburuk kondisi tubuh pada waktu siang hari. Maka makan dan minumlah secara wajar. Makanan yang tinggi protein seperti susu, telur, ikan, sedikit daging merah, ayam dan jangan lupa tahu/tempe, atau makanan yang tinggi serat seperti sayur cepat olah dan buah-buahan utuh, sangat baik sebagai penyedia energi jangka panjang.
 Pada saat buka puasa Anda sebaiknya tidak makan dan minum terlampau banyak sebagai tindakan makan ‘balas dendam’. Buka puasa dengan langsung makan makanan berat justru akan memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan istirahat sekitar 12 jam. Buka puasalah dengan makanan ringan seperti kurma atau koktil buah atau jus buah.
Bagi Anda yang menderita sakit atau puasa akan memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh, konsultasikanlah dengan dokter apakah Anda boleh berpuasa atau tidak. Sebab agama (Islam) memberikan keringan kepada mereka untuk tidak berpuasa dengan melakukan fidyah atau amalan lainnya pada saat bulan Ramadan. Selamat berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar