Puasa
Terapi
semua Penyakit?
Puasa dalam definisi agama Islam adalah tindakan menahan
makan, minum, dan sanggama dari waktu imsak dini hari hingga waktu magrib tiba
dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Puasa fardu ain (puasa wajib) dilaksanakan
selama bulan Ramadhan yang berdurasi antara 29 hingga 30 hari, jenis puasa
banyak sekali, puasa wajib, sunnah, dan puasa nadzar. Dampak dari puasa sering
diartikan lemes dan males untuk melakukan sesuatu oleh hal layak umum, pada hal
puasa sangat member manfaat lebih pada kesehatan tubuh kita, Dari aspek gizi,
puasa paling tidak akan mengurangi asupan zat gizi, terutama kalori, sekitar 20-30
persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan
terhadap tubuh pelakunya. Bahkan di negara maju, puasa dijadikan sebagai salah
satu upaya terapi beberapa penyakit degeneratif.
Manfaat dari puasa
terhadap kesehatan pada kita sanagatlah beragam, Orang yang berpuasa memiliki
risiko 40-45% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner daripada orang yang
tidak puasa. Hal ini karena puasa secara rutin menurunkan kadar kolesterol
jahat dan meningkatkan kolesterol baik dalam darah sehingga mencegah
penyumbatan pembuluh darah. Otomatis, hal ini juga akan mengurangi risiko
terkena stroke. Puasa mengakibatkan tubuh menjadi stres dan kelaparan sehingga
melepaskan lebih banyak kolesterol yang dijadikan sumber bahan bakar, bukan
memakai glukosa seperti jika tidak sedang berpuasa. Lambat laun hal ini akan
mengurangi sel-sel lemak dalam tubuh. Akan tetapi, kolesterol tersebut akan
turun kembali sesudah berbuka.
Pada konferensi di New Orleans, ada
penelitian pada 30 pasien yang diminta untuk berpuasa selama 24 jam dengan air
saja. Hasilnya ternyata puasa meningkatkan hormon pertumbuhan wanita sebesar 13
kali lipat dan 20 kali lipat pada pria. Hormon yang dilepaskan oleh tubuh dalam
masa kelaparan itu bertujuan melindungi massa otot dan memicu tubuh untuk
memulai membakar lemak.
Selain itu puasa juga
bisa mencegah terkena dari penyakit berbahaya lainnya, seperti jenis penyakit
jantung dan pembuluh darah yang telah menjadi penyebab kematian tertinggi di
dunia. Beberapa jenis penyakit tersebut, seperti; penyakit jantung koroner,
penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi), Hipertensi Jantung (Hipertention
Heart Disease), Ventrikel fibrillation, Stroke, dan banyak lagi jenis penyakit
degeneratif jantung lainnya, dengan berpuasa akan melatih seseorang, untuk
hidup teratur, serta mencegah kelebihan makan. Menurut penelitian, puasa dapat
menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat dengan proses metabolisme
tubuh. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan
penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Beberapa penelitian menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap
ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol,
melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut
tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia.
Puasa juga dapat
menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah
sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit
diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi
tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang
menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal.
Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab
utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol,
diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.
Keadaan psikologis yang
tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat
menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar
20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu,
menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan
tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak
jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein
berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko
penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan
lainnya.
Manfaat puasa ternyata
juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain pengurangan
konsumsi kalori yang akan bermanfaat mengurangi laju metabolisme energi.
Sebagai buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan
pengurangan konsumsi oksigen. Bagi kesehatan, puasa akan mengurangi produksi
senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Dilaporkan sekitar
tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas
oksigen, dan hal itu akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion
superoksida (.O2-) dan hidrogen peroksida (H2O2) yang secara alamiah terjadi
dalam tubuh.
Menurut Elson M. Haas,
MD (Direktur Medical Centre of Marin), fungsi lain puasa secara medis adalah:
(1) mengurangi purifikasi, (2) peremajaan, (3) istirahat pada organ
pencernaan, (4) antiaging, (5) mengurangi alergi, (6) mengurangi berat
badan, (7) relaxasi mental dan emosi, (8) perubahan kebiasaan dari kebiasaan
makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, dan (9)
meningkatkan imunitas tubuh.
Puasa dapat mengobati
penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, asma,
aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas,
kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri
dada karena jantung), panas dan insomnia. Nah, apabila kita perhatikan betapa
banyak manfaat berpuasa dalam mengatasi berbagai penyakit. Sampai-sampai di
luar negeri, ada yang menerapkan puasa sebagai metode penyembuhan penyakit
seperti Fasting Center International, Inc (USA).
Berbagai manfaat
kesehatan puasa tersebut akan dapat dirasakan jika puasa dilaksanakan secara
benar dan manfatnya akan lebih bermakna lagi jika perilaku puasanya dalam
bentuk hidup sederhana, tidak berlebihan, dan ikhlas. Yang dimaksud puasa yang
benar adalah puasa yang memenuhi kaidah agama dan kesehatan. Hal itu antara
lain tampak dalam perilaku makan dan minum pada saat buka dan sahur.
Pada saat sahur
misalnya, tidak mengonsumsi makanan dan minuman berlebihan dengan alasan
menabung makanan. Tindakan itu justru akan memperburuk kondisi tubuh pada waktu
siang hari. Maka makan dan minumlah secara wajar. Makanan yang tinggi protein
seperti susu, telur, ikan, sedikit daging merah, ayam dan jangan lupa
tahu/tempe, atau makanan yang tinggi serat seperti sayur cepat olah dan
buah-buahan utuh, sangat baik sebagai penyedia energi jangka panjang.
Pada saat buka puasa Anda sebaiknya tidak
makan dan minum terlampau banyak sebagai tindakan makan ‘balas dendam’. Buka
puasa dengan langsung makan makanan berat justru akan memberatkan kerja lambung
yang sudah dibiarkan istirahat sekitar 12 jam. Buka puasalah dengan makanan
ringan seperti kurma atau koktil buah atau jus buah.
Bagi Anda yang menderita
sakit atau puasa akan memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh,
konsultasikanlah dengan dokter apakah Anda boleh berpuasa atau tidak. Sebab
agama (Islam) memberikan keringan kepada mereka untuk tidak berpuasa dengan
melakukan fidyah atau amalan lainnya pada saat bulan Ramadan. Selamat berpuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar