Bahaya
OSD
Stimulasi
Otak dalam Alternatifnya
Obsessive
Compulsive Disorder (OCD) adalah penyakit yang menyebabkan seseorang memiliki
keinginan (obsesi) dan dorongan untuk mengulang-ulang perilaku tertentu
(kompulsif) berkali-kali. Kadang mereka mengetahui bahwa obsesi dan kompulsinya
tidak masuk akal, tetapi mereka tidak bisa mengacuhkan atau menghentikannya.
Tanpa melakukannya mereka akan merasa gelisah atau cemas. Penyakit ini bisa
menganggu kehidupan Anda dalam segi hubungan, pekerjaan ataupun pendidikan.
OCD
tergolong penyakit yang unik dan rumit, karena sampai saat ini belum jelas apa
penyebab dan cara efektif untuk menyembuhkanya. Berdasarkan penelitian para
ahli menunjukan kemungkinan penyebab OCD adalah adanya masalah pada pengiriman
informasi pada bagian otak yang satu dengan bagian otak lainnya. Hal ini di
picu oleh adanya stres yang berat. Masalah juga datang jika jumlah serotonin
atau zat kimia yang ada dalam otak kurang dari jumlah normal.
Gejala
penyakit OCD dikelompokkan menjadi dua macam. Yaitu gejala Obsesi dan gejala
Kompulsi. Gejala Obsesi ditandai dengan munculnya berbagai pikiran, ide atau
dorongan yang tidak diinginkan yang terus saja datang tanpa henti. Dorongan ini
terus saja ada di kepala anda, bisa menyebabkan kecemasan dan rasa takut.
Ketakutan ini bisa menyangkut pikiran tentang seksual, kekerasan penyakit serta
infeksi. Beberapa contoh gejala OCD Obsesi adalah :
ü
Takut kotor, terkena kuman ataupun infeksi.
ü
Ketakutan pasangan mendapatkan bahaya saat mengemudi.
ü
Takut membahayakan diri sendiri ataupun
pasangan.
ü
Selalu merasa resah. Banyak pikiran negatif yang
ada di pikiran seperti perasaan lupa mengunci pintu, lupa mematikan kompor dan
lain-lain.
Gejala Kompulsi
ditunjukkan dengan adanya kelakuan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk
menghilangkan gejala obsesi di atas. Gejala ini misalnya :
ü
Mencuci tangan terus menerus untuk menghilangkan
kotor, kuman, atau infeksi.
ü
Berdoa secara terus menerus yang diakibatkan
oleh kecemasan yang berlebihan.
ü
Melakukan hal-hal yang aneh atau diluar
kewajaran.
ü
Mengulang sesuatu hingga anda merasa hal
tersebut sempurna namun tidak akan pernah terasa sempurna.
Penyakit OCD
kebanyakan di derita oleh remaja umur 19 tahun. Namun demikian OCD juga bisa
dimulai dari masa anak-anak dan biasanya akan terus berkembang hingga usia 30
tahun dengan mayoritas penderita adalah laki-laki.
Penanganan atas
masalah ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten. Pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik dan metoda. Bagi pengidap gejala
tahap ringan, sebaiknya melakukan latihan-latihan intensif untuk meringankan
bahkan kemungkinan dapat menghilangkan gangguan mental tersebut. Namun jika
sudah mulai msuk tahap berat bagi penderita penyakit ini maka alternatifnya bisa
menggunakan Srimulasi otak dalam.
Dr. Maguire,
yang menjabat sebagai kepala departemen psikiatri dan ilmu saraf di Fakultas
Kedokteran University of California Riverside. Menuturkan "Ini bukan
metode lini pertama yang diberikan kepada pasien karena sifatnya yang invasif.
Cara ini hanya untuk pasien yang mengalami kegagalan ketika menjalani terapi
standar, terapi bicara dan obat-obatan,"
Adapun prosedur
yang ditetapkan oleh beliau untuk tahap pengobatan penyakit OSD ini dengan
Stimulasi otak dalam dikenal dengan
Prosedur yang disebut dengan 'deep brain stimulation' ini sendiri
sifatnya masih coba-coba karena sebelumnya lebih banyak dipakai pada pasien
dengan gangguan sistem saraf seperti tremor, distonia atau Parkinson.
Dr Frank Hsu
dari departemen bedah saraf University of California. Mengimbuhkan
"Setelah 'ditanam', elektroda-elektroda tadi diklaim dapat mengubah
'lingkungan' di dalam otak yang diduga mengakibatkan terjadinya OCD, dengan
harapan dapat meredakan gejala OCD yang diperlihatkan penderita,"
Dr Hsu
menambahkan gejala OCD pada sejumlah pasien sebelum Brett juga cenderung
berkurang pasca menjalani prosedur stimulasi pada otak ini, meskipun hingga
detik ini peneliti sendiri tak tahu pasti bagaimana mekanisme kerja dari
prosedur tersebut.
Prosedur ini telah dibuktikan dampak positifnya untuk
meringankan bahkan menyembuhkan secara bertahap orang yang menderita penyakit
OSD ini sebut saja namanya “Brett” asli California, dia sudah diketahui gejala
penyakit Osd ini pada dirinya ketka berumur 12 tahun. Di usia 12 tahun, Brett
pun dipastikan dokter mengidap OCD. Dan secara otomatis, penyakit mental ini
juga 'membajak' hidupnya. Mulai dari ia tak bisa bekerja dan tak punya banyak
teman; kepribadiannya sangat tertutup dan ia susah untuk tersenyum; bahkan cara
bicaranya pun terbata-bata atau gagap.
Hingga
sekarang dia berumur 37 tahun, Pria ini bukannya diam saja. Ia telah
menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun terakhir untuk mencoba berbagai jenis
pengobatan, seperti minum berbagai kombinasi obat, terapi perilaku kognitif,
mendatangi beberapa spesialis sekaligus hingga diopname. Tapi hasilnya nihil.
Akhirnya ibunya bertemu dengan
dokter Maguire, dan dissarankan untuk melakukan prosedur ini, sebuah prosedur
di mana nantinya di dalam otak Brett akan 'ditanami' sejumlah elektroda,
terutama di dekat striatum atau bagian otak yang bertanggung jawab mengatur
emosi mendasar pada manusia seperti cemas dan takut.
Ketika akhirnya Brett masuk ke ruang operasi dan tim
dokter menstimulasi otaknya, pria ini mengaku rasa takut yang selama ini
dialaminya perlahan mulai hilang. Bahkan sesekali Brett tertawa cekikikan
karena efek dari stimulasi tersebut.
Beberapa minggu pasca operasi, Brett mengaku telah
merasakan manfaatnya. Namun alat stimulasi yang diaktifkan di dalam otak Brett
baru resmi dinyalakan pada bulan Januari tahun ini. Perasaan bahagia yang
dialami Brett memang hanya bersifat sementara karena efek dari terapi ini baru
bisa terlihat optimal berbulan-bulan kemudian
Tiap beberapa minggu sekali dokter juga akan menambah
jumlah arus listrik yang harus dialirkan ke otak Brett. "Tapi setiap kali
dinyalakan, saya merasa jauh lebih baik dan lebih kalem," sambungnya.
Kendati begitu, Dr Hsu tak menampik bila prosedur
ini ada efek sampingnya semisal risiko pendarahan di otak, stroke maupun
infeksi. Baterai yang 'ditanam' di bawah kulit agar arus listrik bisa terus
mengalir ke otak dayanya juga bisa habis. Dan bila sudah begini, prosedur
operasi lain harus dilakukan untuk mengganti baterai tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar