Selasa, 15 Juli 2014

Cara Menjaga Tubuh Tetap Fit Saat Berpuasa


Cara Menjaga Tubuh
Tetap Fit Saat Berpuasa





Kewajiban berpuasa yang diperintahkan Allah kepada umat Islam, khususnya orang-orang yang beriman bukanlah perkara yang mudah. Karena tidak semua umat Islam terbiasa berpuasa. Maka hal ini termasuk kewajiban yang berat dan membutuhkan keimanan yang tinggi untuk menjalankannya. Berbeda halnya dengan umat Islam yang terbiasa menunaikan puasa-puasa sunnah Senin-Kamis, puasa  Nabi Daud, Ayyamul bith, dan lainnya. Maka tidak salah, jika Ramadhan dijadikan ajang latihan kesabaran dalam berbagai hal
Dengan datangnya bulan Ramadhan, otomatis pola makan berubah. Perut tentunya juga belum terbiasa dengan siklus yang datangnya hanya satu tahun sekali ini. Menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan bukan berarti menjadi sebuah alasan untuk bermalas-malasan. Selalu menjaga asupan makanan yang benar saat buka dan sahur dapat menjadi sebuah kunci penting tetap fit dan bugar selama puasa.
            Agar kita tetap fit berpuasa dan bisa menjalankan aktivitas kerja sebagaimana hari-hari biasa lainnya. Ada beberapa rahasia yang tentunya perlu kita perhatikan sebagai berikut ini:
1.      Mengakhiri waktu sahur
Islam menganjurkan umatnya  untuk mengakhiri waktu sahur dengan tujuan agar tetap fit dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa. Secara logikanya adalah jika kita makan lebih awal, tentu akan cepat lapar. Nah, jika kita makan sahur sudah mendekati waktu imsak. Maka makanan yang masuk ke dalam tubuh kita masih bisa bertahan lebih lama. Rasa lapar dan dahaga tidak terlalu terasa.
2.      Memperbanyak makan sayur dan buah.
Sayur dan buah selain sehat, makanan ini juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Bahkan menurut para dokter, ahli Gizi dan praktisi kesehatan, buah dan sayur mengandung zat istimewa yang disebut dengan fitokimia. Zat kimia alami yang diproduksi oleh tanaman. Kegunaaan zat ini adalah bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh kita dari kerusakan oksidatif yang memicu penyakit kanker.
3.      Mengkonsumsi Banyak Air.
Perbanyaklah mengonsumsi air putih saat berbuka puasa dan makan sahur. Seorang pria dewasa disarankan minum setidaknya 10 gelas setiap harinya, sedangkan wanita 8 gelas. Hal ini sangat dianjurkan untuk menghindari tubuh dari bahaya dehidrasi.
4.      Perhatikan Kandungan Makanan
Makanan seperti biji-bijian, gandum, oat, kacang kacangan, buah-buahan, serta makanan yang mengandung karbohidrat dapat mencegah rasa cepat lapar. Asupan protein seperti daging, ikan, telur, dan susu juga sangat diperlukan untuk menstabilkan kadar gula dalam darah selama bulan Ramadan.
5.      Hindari Makanan Pedas
Saat berbuka puasa atau makan sahur hindarilah makanan yang terlalu pedas atau asin seperti yang ada pada makanan olahan dalam kaleng. Mengonsumsi makanan olahan dapat membuat Anda cepat merasa lapar. Konsumsilah buah dan sayur untuk menjaga asupan vitamin dalam tubuh saat berpuasa.
6.      Berbuka Secara Bertahap
Buka puasa harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari air, lalu dilanjutkan dengan hidangan pembuka seperti sup, salat, atau jus. Mengonsumsi buah kurma juga dianjurkan, karena kurma memiliki kandungan magnesium, kalium, dan serat yang sangat baik bagi tubuh, untuk berbuka puasa ini islam menyarankan untuk menyegerakan berbuka puasa, Ketika azan berkumandang, maka menyegerakan berbuka puasa lebih baik sebagaimana islam yakni : “Allah berfirman, yang paling Aku cintai dari hamba-hamba-Ku (yang berpuasa ) adalah yang paling cepat berbuka puasa”. (HR. at.Tirmidzi). Nabi Muhammmad mencontohkan begitu matahari terbenam, Azan dikumandangkan, beliau berbuka dengan beberapa biji kurma. Mempercepat berbuka, berarti mempercepat juga untuk mengembalikan kondisi tubuh kita. Beliau pun menganjurkan berbuka dengan yang manis. Anjuran ini tentu ada hikmahnya secara kesehatan yakni bertujuan untuk mempercepat pergantian glukosa darah yang telah turun dan menjadikan tubuh bugar kembali.
7.      Hindari Aktifitas kurang bermanfaat yang dapat Menyita Banyak Tenaga
Pada saat puasa tenaga kita memang dibutuhkan karena untu kestabilan daya tahan tubuh kita agar tetap fit, jika kita terlalu membuang tenaga kita untuk hal yang kurang bermanfaat, seperti kejar-kejaran untuk bercanda. Memang olahraga juga disarankan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh kita agar tidak lemes dalam berpuasa namun tidak dalam kategori berlebihan.
Pertanyaannya butuhkah kita suplemen dalam keadaan berpuasa? Untuk tetap menjaga kebugaran tubuh kita?
Banyak suplemen makanan ditawarkan saat berpuasa yang katanya mampu membuat tubuh segar sepanjang hari. Jangan cepat percaya! Semua itu bergantung pada kebutuhan tubuh. Selama bulan puasa, sejumlah iklan produk suplemen makanan dan multivitamin kerap muncul dengan paket menu tambahan, baik saat berbuka puasa maupun menu ketika makan sahur. Salah satu manfaat yang ditawarkan adalah menjaga stamina dan kondisi tubuh selama beraktivitas sembari menjalani ibadah puasa.
Lalu, seberapa pentingkah suplemen makanan dan multivitamin ini dalam mendukung kondisi fisik agar tetap prima?
Terkadang, perubahan frekuensi pola makan, dari tiga kali pada hari-hari biasanya menjadi dua kali sehari pada waktu berpuasa, dijadikan alasan bagi sebagian orang untuk mengonsumsi suplemen makanan atau multivitamin. Alasannya untuk menunjang aktivitas tubuh yang dirasa menurun pada siang hari sehingga terhindar dari rasa lelah, letih, atau lesu.
Guru Besar Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsah MS menilai rasa lemas, letih, ataupun lesu yang sering dirasakan selama menjalani ibadah puasa merupakan hal yang wajar dialami oleh semua orang. Kendati demikian, tidak serta merta suplemen makanan atau multivitamin tersebut menjadi pilihan untuk mendampingi atau melengkapi menu makan selama berpuasa agar kondisi badan tetap fit selama berpuasa dan beraktivitas sehari-hari.
Dia menambahakan bahwa Mengonsumsi suplemen atau multivitamin selama menjalankan puasa agar tidak lemas pada siang hari itu hanya mitos belaka. Saya rasa tidak perlu tambahan suplemen atau multivitamin apa pun selama yang bersangkutan menjaga pola makan minimal empat sehat saat makan sahur dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah pada saat sahur, Selama berpuasa, asupan makanan yang diserap oleh tubuh memang berkurang jika dibandingkan dengan penyerapan jumlah kalori di hari-hari biasa. Faktor perubahan frekuensi makan dari tiga kali pada hari biasa menjadi dua kali pada saat berpuasa memang menjadi salah satu faktor penyebabnya Namun, jumlahnya tidaklah terlalu signifikan dan masih dalam batasan normal yang bisa diterima tubuh, yakni sekitar 20 persen. “Karena puasa, penyerapan kalori hanya 80 persen. Tapi ini masih dalam batasan normal dan tidak masalah. Tubuh pun secara otomatis akan akan menyesuaikan diri,” katanya. Pengurangan ini tidak hanya membuat orang yang berpuasa lemas atau lesu. Wajar juga jika penurunan berat badan terjadi. Namun, kondisi ini akan diperbaiki pascabulan puasa.
Suplemen makanan atau multivitamin tambahan, lanjut Ali, hanya diperlukan jika tubuh dalam kondisi suplai makanan tidak normal, baik karena aktivitas yang berlebih maupun dalam kondisi tertentu Dengan demikian, diharapkan konsumsi suplemen makanan tambahan tersebut mampu menutupi defisit kalori. “Tapi angka 80 persen itu kan masih terbilang angka normal sehingga tidak memerlukan konsumsi suplemen makanan tambahan,” katanya.
Terlebih, vitamin sejatinya memiliki tugas membantu proses penyerapan dan penggunaan zat yang mengandung energi agar metabolisme berlangsung dengan baik. “Jadi ketika orang berpuasa itu lemas atau merasa lesu, belum tentu dia kurang vitamin. Bisa karena dia kurang istirahat atau pola makan saat sahur yang tidak seimbang gizi,” katanya. Lesu juga bisa disebabkan yang bersangkutan menderita anemia. Pada giliranya, menu makan atau pola makan seseorang saat sahur sebenarnya menjadi kunci dalam menjaga stamina seseorang saat berpuasa. Kalori yang masuk ke tubuh waktu bersantap sahur inilah yang akan menjadi energi bagi tubuh ketika tidak makan dan minum selama lebih kurang 14 jam. Cadangan energi dari makan, termasuk sahur dan berbuka, akan disimpan dalam bentuk glikogen dalam liver atau hati. Cadangan inilah yang akan digunakan atau diproses oleh tubuh untuk menghasilkan energi dan digunakan saat beraktivitas di siang hari. Pola makan santap sahur yang dimaksudkan Ali adalah pola makan seimbang.
Setidaknya bisa terpenuhi unsur empat sehat, yakni nasi, sayur-sayuran, buah-buahan, serta lauk pauk dalam porsi yang seimbang. Malah jika perlu, dilengkapi dengan segelas susu sebagai tambahan energi.
Orang-orang yang bekerja keras melebihi takaran biasanya serta memiliki aktivitas atau kegiatan yang luar biasa, baik pada siang hari maupun malam hari, seperti artis atau olahragawan, memang sebaiknya mengonsumsi suplemen makanan atau multivitamin tambahan sebagai pelengkap saat menjalani ibadah puasa.“Mereka (orang-orang dengan aktivitas luar biasa) membutuhkan tambahan vitamin dan energi melebihi standar pada umumnya,” katanya.
Kalaupun dibutuhkan suplemen tambahan, sebaiknya yang mengandung vitamineral seperti B kompleks, vitamin C, dan vitamineral lain yang bisa mengandung zat besi.“Ini yang sering defisiensi saat berpuasa,” katanya.
Kendati tidak menimbulkan efek baik secara jangka panjang maupun dalam jangka pendek, Ali menganjurkan para ibu rumah tangga untuk menghentikan kebiasaan memberikan suplemen dan vitamin tambahan bagi putra-putrinya yang tengah menjalani puasa dengan alasan untuk tetap menjaga stamina si buah hati. “Hanya orang-orang yang memiliki aktivitas kegiatan luar biasa yang membutuhkan tambahan suplemen atau vitamin itu,” tegasnya. elebihnya, yang dibutuhkan adalah menu makanan sehat serta istirahat cukup. Pola makan sehat dan berimbang saat berbuka puasa dan santap sahur dirasa sudah cukup untuk menunjang aktivitas selama menjalani puasa.
Proses pengolahan makanan juga harus diperhatikan. Tujuannya agar kandungan gizi dalam makanan tersebut tetap terjaga. Dengan demikian, tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk membeli suplemen makanan maupun mutivitamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar