Cara Menjaga Tubuh
Tetap Fit Saat Berpuasa
Kewajiban
berpuasa yang diperintahkan Allah kepada umat Islam, khususnya orang-orang yang
beriman bukanlah perkara yang mudah. Karena tidak semua umat Islam terbiasa
berpuasa. Maka hal ini termasuk kewajiban yang berat dan membutuhkan keimanan
yang tinggi untuk menjalankannya. Berbeda halnya dengan umat Islam yang
terbiasa menunaikan puasa-puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Nabi Daud, Ayyamul bith, dan lainnya. Maka
tidak salah, jika Ramadhan dijadikan ajang latihan kesabaran dalam berbagai hal
Dengan
datangnya bulan Ramadhan, otomatis pola makan berubah. Perut tentunya juga
belum terbiasa dengan siklus yang datangnya hanya satu tahun sekali ini. Menjalani
ibadah puasa di bulan Ramadan bukan berarti menjadi sebuah alasan untuk
bermalas-malasan. Selalu menjaga asupan makanan yang benar saat buka dan sahur
dapat menjadi sebuah kunci penting tetap fit dan bugar selama puasa.
Agar kita tetap fit berpuasa dan
bisa menjalankan aktivitas kerja sebagaimana hari-hari biasa lainnya. Ada
beberapa rahasia yang tentunya perlu kita perhatikan sebagai berikut ini:
1. Mengakhiri
waktu sahur
Islam menganjurkan umatnya untuk mengakhiri waktu sahur dengan tujuan
agar tetap fit dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa. Secara logikanya adalah
jika kita makan lebih awal, tentu akan cepat lapar. Nah, jika kita makan sahur
sudah mendekati waktu imsak. Maka makanan yang masuk ke dalam tubuh kita masih
bisa bertahan lebih lama. Rasa lapar dan dahaga tidak terlalu terasa.
2. Memperbanyak
makan sayur dan buah.
Sayur dan buah selain sehat, makanan ini juga kaya
akan vitamin, mineral, dan serat. Bahkan menurut para dokter, ahli Gizi dan
praktisi kesehatan, buah dan sayur mengandung zat istimewa yang disebut dengan
fitokimia. Zat kimia alami yang diproduksi oleh tanaman. Kegunaaan zat ini
adalah bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh kita dari
kerusakan oksidatif yang memicu penyakit kanker.
3. Mengkonsumsi
Banyak Air.
Perbanyaklah mengonsumsi air putih saat berbuka
puasa dan makan sahur. Seorang pria dewasa disarankan minum setidaknya 10 gelas
setiap harinya, sedangkan wanita 8 gelas. Hal ini sangat dianjurkan untuk
menghindari tubuh dari bahaya dehidrasi.
4. Perhatikan
Kandungan Makanan
Makanan seperti biji-bijian, gandum, oat, kacang
kacangan, buah-buahan, serta makanan yang mengandung karbohidrat dapat mencegah
rasa cepat lapar. Asupan protein seperti daging, ikan, telur, dan susu juga
sangat diperlukan untuk menstabilkan kadar gula dalam darah selama bulan Ramadan.
5. Hindari
Makanan Pedas
Saat berbuka puasa atau makan sahur hindarilah
makanan yang terlalu pedas atau asin seperti yang ada pada makanan olahan dalam
kaleng. Mengonsumsi makanan olahan dapat membuat Anda cepat merasa lapar.
Konsumsilah buah dan sayur untuk menjaga asupan vitamin dalam tubuh saat
berpuasa.
6. Berbuka
Secara Bertahap
Buka puasa harus dilakukan secara bertahap. Dimulai
dari air, lalu dilanjutkan dengan hidangan pembuka seperti sup, salat, atau
jus. Mengonsumsi buah kurma juga dianjurkan, karena kurma memiliki kandungan
magnesium, kalium, dan serat yang sangat baik bagi tubuh, untuk berbuka puasa
ini islam menyarankan untuk menyegerakan berbuka puasa, Ketika azan
berkumandang, maka menyegerakan berbuka puasa lebih baik sebagaimana islam yakni
: “Allah berfirman, yang paling Aku cintai dari hamba-hamba-Ku (yang berpuasa )
adalah yang paling cepat berbuka puasa”. (HR. at.Tirmidzi). Nabi Muhammmad
mencontohkan begitu matahari terbenam, Azan dikumandangkan, beliau berbuka
dengan beberapa biji kurma. Mempercepat berbuka, berarti mempercepat juga untuk
mengembalikan kondisi tubuh kita. Beliau pun menganjurkan berbuka dengan yang
manis. Anjuran ini tentu ada hikmahnya secara kesehatan yakni bertujuan untuk
mempercepat pergantian glukosa darah yang telah turun dan menjadikan tubuh
bugar kembali.
7. Hindari
Aktifitas kurang bermanfaat yang dapat Menyita Banyak Tenaga
Pada saat puasa tenaga kita memang dibutuhkan karena
untu kestabilan daya tahan tubuh kita agar tetap fit, jika kita terlalu
membuang tenaga kita untuk hal yang kurang bermanfaat, seperti kejar-kejaran
untuk bercanda. Memang olahraga juga disarankan untuk tetap menjaga kebugaran
tubuh kita agar tidak lemes dalam berpuasa namun tidak dalam kategori
berlebihan.
Pertanyaannya
butuhkah kita suplemen dalam keadaan berpuasa? Untuk tetap menjaga kebugaran
tubuh kita?
Banyak
suplemen makanan ditawarkan saat berpuasa yang katanya mampu membuat tubuh
segar sepanjang hari. Jangan cepat percaya! Semua itu bergantung pada kebutuhan
tubuh. Selama bulan puasa, sejumlah iklan produk suplemen makanan dan
multivitamin kerap muncul dengan paket menu tambahan, baik saat berbuka puasa
maupun menu ketika makan sahur. Salah satu manfaat yang ditawarkan adalah
menjaga stamina dan kondisi tubuh selama beraktivitas sembari menjalani ibadah
puasa.
Lalu,
seberapa pentingkah suplemen makanan dan multivitamin ini dalam mendukung
kondisi fisik agar tetap prima?
Terkadang,
perubahan frekuensi pola makan, dari tiga kali pada hari-hari biasanya menjadi
dua kali sehari pada waktu berpuasa, dijadikan alasan bagi sebagian orang untuk
mengonsumsi suplemen makanan atau multivitamin. Alasannya untuk menunjang
aktivitas tubuh yang dirasa menurun pada siang hari sehingga terhindar dari
rasa lelah, letih, atau lesu.
Guru
Besar Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali
Khomsah MS menilai rasa lemas, letih, ataupun lesu yang sering dirasakan selama
menjalani ibadah puasa merupakan hal yang wajar dialami oleh semua orang. Kendati
demikian, tidak serta merta suplemen makanan atau multivitamin tersebut menjadi
pilihan untuk mendampingi atau melengkapi menu makan selama berpuasa agar
kondisi badan tetap fit selama berpuasa dan beraktivitas sehari-hari.
Dia
menambahakan bahwa Mengonsumsi suplemen atau multivitamin selama menjalankan
puasa agar tidak lemas pada siang hari itu hanya mitos belaka. Saya rasa tidak
perlu tambahan suplemen atau multivitamin apa pun selama yang bersangkutan
menjaga pola makan minimal empat sehat saat makan sahur dengan memperbanyak konsumsi
sayur dan buah pada saat sahur, Selama berpuasa, asupan makanan yang diserap
oleh tubuh memang berkurang jika dibandingkan dengan penyerapan jumlah kalori
di hari-hari biasa. Faktor perubahan frekuensi makan dari tiga kali pada hari
biasa menjadi dua kali pada saat berpuasa memang menjadi salah satu faktor
penyebabnya Namun, jumlahnya tidaklah terlalu signifikan dan masih dalam
batasan normal yang bisa diterima tubuh, yakni sekitar 20 persen. “Karena
puasa, penyerapan kalori hanya 80 persen. Tapi ini masih dalam batasan normal
dan tidak masalah. Tubuh pun secara otomatis akan akan menyesuaikan diri,”
katanya. Pengurangan ini tidak hanya membuat orang yang berpuasa lemas atau
lesu. Wajar juga jika penurunan berat badan terjadi. Namun, kondisi ini akan
diperbaiki pascabulan puasa.
Suplemen
makanan atau multivitamin tambahan, lanjut Ali, hanya diperlukan jika tubuh
dalam kondisi suplai makanan tidak normal, baik karena aktivitas yang berlebih
maupun dalam kondisi tertentu Dengan demikian, diharapkan konsumsi suplemen
makanan tambahan tersebut mampu menutupi defisit kalori. “Tapi angka 80 persen
itu kan masih terbilang angka normal sehingga tidak memerlukan konsumsi suplemen
makanan tambahan,” katanya.
Terlebih,
vitamin sejatinya memiliki tugas membantu proses penyerapan dan penggunaan zat
yang mengandung energi agar metabolisme berlangsung dengan baik. “Jadi ketika
orang berpuasa itu lemas atau merasa lesu, belum tentu dia kurang vitamin. Bisa
karena dia kurang istirahat atau pola makan saat sahur yang tidak seimbang
gizi,” katanya. Lesu juga bisa disebabkan yang bersangkutan menderita anemia. Pada
giliranya, menu makan atau pola makan seseorang saat sahur sebenarnya menjadi
kunci dalam menjaga stamina seseorang saat berpuasa. Kalori yang masuk ke tubuh
waktu bersantap sahur inilah yang akan menjadi energi bagi tubuh ketika tidak
makan dan minum selama lebih kurang 14 jam. Cadangan energi dari makan,
termasuk sahur dan berbuka, akan disimpan dalam bentuk glikogen dalam liver
atau hati. Cadangan inilah yang akan digunakan atau diproses oleh tubuh untuk
menghasilkan energi dan digunakan saat beraktivitas di siang hari. Pola makan
santap sahur yang dimaksudkan Ali adalah pola makan seimbang.
Setidaknya
bisa terpenuhi unsur empat sehat, yakni nasi, sayur-sayuran, buah-buahan, serta
lauk pauk dalam porsi yang seimbang. Malah jika perlu, dilengkapi dengan
segelas susu sebagai tambahan energi.
Orang-orang
yang bekerja keras melebihi takaran biasanya serta memiliki aktivitas atau
kegiatan yang luar biasa, baik pada siang hari maupun malam hari, seperti artis
atau olahragawan, memang sebaiknya mengonsumsi suplemen makanan atau
multivitamin tambahan sebagai pelengkap saat menjalani ibadah puasa.“Mereka
(orang-orang dengan aktivitas luar biasa) membutuhkan tambahan vitamin dan
energi melebihi standar pada umumnya,” katanya.
Kalaupun
dibutuhkan suplemen tambahan, sebaiknya yang mengandung vitamineral seperti B
kompleks, vitamin C, dan vitamineral lain yang bisa mengandung zat besi.“Ini
yang sering defisiensi saat berpuasa,” katanya.
Kendati
tidak menimbulkan efek baik secara jangka panjang maupun dalam jangka pendek,
Ali menganjurkan para ibu rumah tangga untuk menghentikan kebiasaan memberikan
suplemen dan vitamin tambahan bagi putra-putrinya yang tengah menjalani puasa
dengan alasan untuk tetap menjaga stamina si buah hati. “Hanya orang-orang yang
memiliki aktivitas kegiatan luar biasa yang membutuhkan tambahan suplemen atau
vitamin itu,” tegasnya. elebihnya, yang dibutuhkan adalah menu makanan sehat
serta istirahat cukup. Pola makan sehat dan berimbang saat berbuka puasa dan
santap sahur dirasa sudah cukup untuk menunjang aktivitas selama menjalani
puasa.
Proses
pengolahan makanan juga harus diperhatikan. Tujuannya agar kandungan gizi dalam
makanan tersebut tetap terjaga. Dengan demikian, tidak perlu mengeluarkan dana
tambahan untuk membeli suplemen makanan maupun mutivitamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar