Rabu, 13 Agustus 2014

Lansia Rentan Stroke?


Umur 30-40 an Rentan Stroke
Kenali Apa Penyebabnya?



               Pada usia lansia (lanjut usia) kondisi yang seharusnya digunakan untuk istirahat dan tidak terlalu diforsir tenaganya, karena pada usia ini sangat rentan sekali daya tahan tubuh melemah, namun bukan berarti tidak boleh beraktifitas, hanya saja dibatasi untuk mengawasi kesehatan tubuhnya, soalnya ketika usia mereka memasuki 30-40 an banyak peneliti mengungkapkan sangat rentan sekali terkena penyakit stroke.
Stroke ini merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Penyakit ini merupakan salah satu "selebritis" dalam permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia termasuk di dunia. Dalam "keahliannya" membunuh para penderitanya, stroke termasuk jajaran 10 besar penyakit paling mematikan di dunia.
             Bisa disimpulkan bahwa penyakit stroke ini adalah berkurangnya suplai oksigen atau darah ke otak. Otak tidak bisa berfungsi dengan baik jika kekurangan oksigen, termasuk komunikasi otak dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Jaringan otak pun lama kelamaan mengalami degenerasi (mati). Berkurangnya pasokan oksigen ke otak ini terjadi akibat penyempitan, penyumbatan di pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Ada dua macam stroke, yang kebanyakan adalah disebabkan oleh penggumpalan darah atau penempitan dari pembuluh-pembuluh darah (arteria) yang menuju ke otak. Gumpalan-gumpalan membuat darah mengalir ke daerah lain dari otak dan mencegah mengalirnya oksigen dan zat-zat makanan untuk mengalir ke sel-sel otak pada daerah tersebut. 

         Maka dari itu penting bagi kita untuk mengetahui gejala dari penyakit stroke ini, apalagi bagi para lansia, karena biasanya jika sudah parah kita baru sibuk untuk memeriksakannya ke dokter, padahal hal tersebut sangat rugi apabila sudah terlanjut menyebar penyakit yang satu ini, Janganlah abaikan tanda peringatan penyakit stroke ini. Tanda-tandanya antara lain :
ü  Mati rasa atau kebas yang mendadak di muka, lengan atau kaki, terutama pada satu sisi saja dari badan.
ü  Mendadak rasa bingung, susah bicara atau susah mengerti.
ü  Mendadak ada gangguan penglihatan pada satu mata atau kedua-duanya.
ü  Mendadak rasa pusing, kehilangan perimbangan atau koordinasi, atau gangguan waktu jalan.
ü  Mendadak pusing berat tanpa tahu penyebabnya.
ü  Pergerakan yang tidak biasa.
ü  Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
ü  Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
ü  Ketidakseimbangan dan terjatuh.
         Jika salah satu tanda-tanda peringatan stroke seperti yang diatas ini dirasakan hanya bersifat sementara atau hanya beberapa menit saja dan kemudian hilang. kemungkinan besar ini hanya  menderita MINI-STROKE, yang biasanya disebut TIA (Transient Ischemic Attack). Hal ini juga merupakan kegawatan medik yang memerlukan perhatian secepatnya, karena jika dibiarkan maka anda akan terkena penyakit stroke yang berbahaya.
         Sebenarnya orang pada masa usia 30 sampai 40 tahun ini sangat rentan terkena penyakit Stroke. Gaya hidup mereka yang menetap, merokok, kebiasaan makan yang buruk, stres dan onset awal gangguan berkaitan dengan gaya hidup merupakan faktor risiko utama terkena penyakit stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak. 

         Dr. dr Agus Purwadi, DFM, SH M.SiF(K), berpendapat bahwa Stroke merupakan penyakit nomor satu di dunia yang mematikan, setelah itu jantung dan kanker. Lansia rentan terserang stroke. pada tahun 2010 ada 24 juta jiwa lansia di Indonesia, tahun 2020 ada 28,8 juta lansia. Diprediksi yang terserang stroke 50 persennya atau 14,4 juta jiwa, tapi data ini bisa dicek lagi epidemologisnya”. Hal ini berpatokan pada data yang diperoleh menyebutkan bahwa pada 2010 dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 241 juta jiwa lebih, tercatat 24 juta di antaranya masuk kategori lansia. Diprediksi tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta jiwa atau setara dengan seperempat jumlah penduduk Malaysia.

        Maka dari itu din mengimbuhkan pendapatnya untuk mencegah hal itu terjadi bagi para lansia, maka harus dilakukan tindakan preventif berupa menghentikan gaya hidup tidak sehat. Di antarnya, menghindari kolesterol, obesitas, alkohol, rokok, dan stres dengan cara mengelolanya. Hal ini tidak lain karena usia lansia memang rentan sekali terkena penyakit di satu sisi memang faktor usia sebagaimana yang sering di lontarkan oleh masyarakat namun yang terpenting adalah menjaga daya tahan tubuh dan berpola hidup sehat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar